Solo Traveling Ke Dieng

Kali ini saya ingin membagikan pengalaman pertama saya solo traveling ke luar kota. Sebetulnya perjalanan yang ditempuh belum terlalu jauh dari tempat saya tinggal. Dari Jogja ke Wonosobo menempuh waktu kurang lebih 2 jam menggunakan bis atau travel. Kebetulan saya memilih menggunakan travel pada perjalanan kali ini. Sebelum melakukan perjalanan, saya terlebih dahulu membeli tiket pp dan booking hotel untuk menginap. Semuanya saya beli melalui aplikasi supaya lebih praktis dan menghemat waktu. Selain itu, kalau semua sudah dipesan sebelum hari keberangkatan, sampai sana sudah lebih enak gak perlu mikir mau nginap dimana, tinggal jalan-jalan saja.

Saya berangkat dari Jogja pagi jam 8.10 WIB dengan mobil travel yang sudah saya pesan. Sopir yang membawa saya ramah dan cara mengendarai mobil juga enak, sehingga saya nyaman selama perjalanan. Karena ini kali pertama saya pergi ke Wonosobo, saya masih bingung cara untuk ke Dieng dari Alun-alun Wonosobo tempat pemberhentian saya. Saat saya menanyakan kepada pak supir, beliau mengatakan kalau enak naik mini bus karena harganya yang terjangkau. 

Jadi sesampainya disana, saya menghampiri mini bus yang sedang ngetem di dekat alun-alun. Saya langsung menanyakan ke sopir bus tersebut dapat mengantarkan saya sampai mana. Ternyata minibus ini hanya mengantar sampai Batur, daerah Batur ini dekat dengan gapura selamat datang Dieng dan kompleks Candi Arjuna. Perjalanan yang diperlukan untuk sampai ke Dieng dari alun-alun kurang lebih sekitar 1 jam. Cuma sedikit kelemahannya, untuk mini bus ini sebelum berangkat harus menunggu beberapa kursi terpenuhi terlebih dahulu. Jadi nggak bisa kalau mau buru-buru sampai. Namun buat saya tidak masalah, karena bepergian cuma seorang diri jadi santai saja. Lagian bisa untuk istirahat sejenak setelah perjalanan dari Jogja ke Wonosobo.
Potret perjalanan menggunakan minibus menuju Dieng dari Alun-alun Wonosobo.

Setelah beberapa kursi terisi, bus pun segera melaju menuju lokasi yang saya kehendaki. Dalam perjalanan, ternyata mini bus ini tidak hanya mengangkut pelangcong saja, bahkan warga lokal dan pelajar juga menaiki bus yang sama. Harga yang dipatok untuk perjalanan dari Alun-alun Wonosobo menuju Dieng juga cukup terjangkau, sekitar Rp. 15.000-20.000,- tergantung sopir dan kernek busnya. Kalau kita terlihat pelancong, harga yang dipatok agak dimahalin, hehe. Tapi harga tersebut juga masih terjangkau jika dibandingkan menggunakan transportasi lainnya.

Setibanya disana cuaca agak kurang bersahabat, hujat lebat mengguyur tanpa jeda. Saya pun menunggu beberapa saat terlebih dahulu, namun karena hujan tak kunjung reda dan kebetulan saya tidak membawa payung atau jas hujan, jadi saya ke Ind*maret terlebih dahulu buat beli payung. Tetapi saya agak kecewa karena harga yang dipatok untuk payung lipat kecil ternyata cukup mahal, sekitar 60ribuan. Sebetulnya malas buat membelinya, tapi daripada gak bisa kemana-mana akhirnya saya terpaksa untuk membelinya. Setelah membeli payung saya lantas mencari masjid atau mushola terdekat untuk sholat sembari menunggu hujan agak reda.

Seusai hujan reda, perjalanan pun saya lanjutkan. Dari lokasi saya saat ini menuju ke Candi Arjuna jaraknya tidak terlalu jauh, hanya kurang lebih 100 meter saja. 
Dekat gapura selamat datang Dieng.

Sebelum masuk ke kompleks Candi Arjuna, pengunjung diwajibkan menunjukkan kartu vaksin atau sertifikat dari aplikasi peduli lindungi. Yaa gimana, saat saya kesini kondisinya baru saja selesai PPKM. Untuk masuk, tarif yang dipatok saat ini adalah Rp. 20.000,- tiket tersebut merupakan tiket terusan untuk kompleks candi dan Kawah Sikidang. Mengapa saya menyebutnya kompleks candi, karena di dalamnya ternya tidak hanya candi Arjuna saja namun ada candi lainnya dengan nama pandawa lima lainnya.
Candi Arjuna

Namun karena cuaca yang masih gerimis, jadi saya hanya mengitari Candi Arjuna saja. Setelah keluar dari kompleks candi, saya melanjutkan perjanan menuju Kawah Sikidang. Perjalanan yang ditempuh sekitar 2 km lumayan jauh jika berjalan kaki, maka saya memilih untuk naik ojek wisata yang ada. Sesampainya di lokasi, kita tinggal menunjukkan tiket yang tadi di beli di kompleks candi.
Pintu masuk Kawah Sikidang

Saran saya, jangan lupa menggunakan masker untuk berkunjung kesini. Karena begitu memasuki area kawah, aroma belerang tercium kuat. Saat saya datang, kabut bercampur asap menyelimuti lokasi ini. Karena sisi kanan dan kiri banyak bebatuan, pohon serta taman untuk beristirahat, sepintas nampak seperti sedang berada di dasar lautan. Selesai berkeliling, saya langsung bergegas kembali ke Jl. Telaga warna tempat pemberhentian bus tadi. Karena, bus terakhir yang turun hanya sampai jam 4 sore saja. Namun berwisata ke Dieng rasanya tidak lengkap jika tidak membeli carica, manisan pepaya dengan rasa yang khas. Saya membeli beberapa pack carica sebagai buah tangan sembari menunggu bus lewat. Tak berselang lama, bus pun datang dan mengantar saya hingga ke penginapan dekat alun-alun Wonosobo.

Keuntungan jika sudah memesan hotel sebelum perjalanan, saat sampai lokasi tinggal check in dan istirahat saja gak perlu kebingungan mencari tempat istirahat lagi. Sebagai makan malam, saya membeli mie onglok yang di jual di depan hotel. Mie ongklok ini juga makanan khas Dieng loh. Disajikan dengan saus manis gurih dan berbagai sayuran, rasa mie ini sebenarnya hampir sama dengan mie pada umumnya cuma yang membedakan dari cita rasa sausnya. Rasanya sangat khas dan belum pernah saya merasakan kolaborasi rasa seperti ini.

Pengalaman pertama saya mungkin agak kurang beruntung, karena diguyur hujan saat sampai Dieng. Namun solo traveling rasanya ternyata sangat berbeda dengan berwisata bersama temana atau saudara. Karena dengan bepergian sendiri, kita jadi dapat lebih menghargai dan mengenal diri sendiri. Kalau bukan kita yang menyayangi diri sendiri, lantas siapa lagi?

Komentar

Posting Komentar